BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Pengendalian Internal
Pengendalian
merupakan jawaban manajemen untuk menangkal risiko yang diketahui atau untuk
mencapai suatu tujuan pengendalian. Ada hubungan antara tujuan entitas dan
pengendalian internal yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan entitas.
Sekali tujuan entitas ditetapkan, manajemen dapat menentukan risiko potensi
yang dapat menghambat tujuan tadi. Dengan informasi ini, manajemen dapat
menyusun jawaban yang tepat dan merancang pengendalian internal.
Tujuan pengendalian internal adalah:
1. Strategis,
sasaran- sasaran utama yang mendukung misi entitas.
2. Pelaporan
keuangan (pengendalian internal atas pelaporan keuangan).
3. Operasi
(pengendalian operasional).
4. Kepatuhan
terhadap hukum dan ketentuan perundang- undangan.
Pengendalian internal
yang relevan untuk suatu audit, khususnya ditujukan pada pelaporan
keuangan.Pengendalian operasional, seperti penjadwalan produksi dan karyawan,
pengendalian mutu dan kepatuhan terhadap ketentuan mengenai kesehatan karyawan
dan keselamatan kerja, biasanya tidak relevan untuk suatu audit, kecuali informasi
digunakan untuk membuat prosedur analitikal atau informasi diperlukan untuk
pengungkapan dalam laporan keuangan.
- Komponen Pengendalian Internal
Istilah
“Internal Control” yang digunakan ISA 315 lebih luas dari sekedar
kegiatan kegiatan pengendalian seperti pemisahan tugas, proses otorisasi, dan
rekonsiliasi saldo. Pengendalian internal dalam ISA 315 terdiri atas lima
komponen.
Analisis pengendalian internal ke
dalam lima komponennya, memudahkan auditor memahami sistem pengendalian
internal dari entitas yang bersangkutan. Namun, perlu diperhatikan bahwa:
1. Bagaimana
pengendalian internal dirancang dan diimplementasikan, berbeda dari satu
entitas ke entitas lainnya, tergantung ukuran dan kompleksitas entitas yang
bersangkutan. Entitas kecil mengembangkan pengendalian internalnya secara lebih
informal.
Sumber: Tuanakotta
(2013;129)
Gambar
1
2. Istilah
atau kerangka yang berbeda mungkin saja dapat digunakan untuk menjelaskan
berbagai aspek pengendalian internal. Namun, kelima komponen pengendalian
internal tersebut di atas harus ditangani dalam audit.
3. Yang
menjadi perhatian utama auditor ialah apakah pengendalian internal mencegah,
mendeteksi, dan mengoreksi salah sajji yang material, dalam berbagai jenis
transaksi, saldo akun, atau pengungkapannya, dan asersi terkait.
- Control Environment (Lingkungan Pengendalian)
Kutipan dari ISA 315 (terjemahan bebas)
“Auditor
wajib memahami lingkungan pengendalian. Sebagai bagian dari pemahaman ini, ia
wajib mengevaluasi apakah:
a)
Manajemen dengan
pengawas TCWG, menciptakan dan mempertahankan budaya jujur dan perilaku etis;
dan
b)
Kekuatan dalam
unsur-unsur lingkungan pengendalian secara kolektif memberikan landasan yang
kuat untuk komponen pengendalian internal lainnya, dan apakah komponen
pengendalian internal lainnya tidak diperlemah oleh kekurangan/defisiensi dalam
lingkungan pengendalian”
Pengendalian dalam lingkungan pengendalian bersifat
pervasif. Pengendalian ini tidak secara langsung mencegah, mendeteksi, dan
mengkoreksi salah saji yang material dalam laporan keuangan. Pengendalian ini
menjadi dasar bagi seluruh komponen pengendalian internal lainnya.
Tabel 1.
Unsur-Unsur Rancangan Lingkungan Pengendalian Internal
Unsur Utama
|
Penjelasan
|
Komunikasi dan pelaksanaan nilai integritas dan
nilai lainnya
|
Nilai-nilai ini sangat penting dan merupakan unsur
dasar yang memengaruhi efektifnya rancangan, pelaksanaan, dan pemantauan
pengendalian lainnya.
|
Komitmen terhadap kompetensi
|
Hal ini berkenaan dengan pandangan dan pertimbangan
manajemen mengenai tingkat kompetensi dari setiap tugas, dan persyaratan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk tugas yang bersangkutan
|
Keikutsertaan TCWG
|
Atribut TCWG:
a)
Independen
dari manajemen
b)
Pengalaman
dan penghargaan orang sekitarnya
c)
Seberapa
banyak mereka ikut terlibat
d)
Tepatnya
sikap dan tindakan mereka ketika berurusan dengan manajemen, auditor internal
dan eksternal, terutama jika mengahadapi masalah berat
|
Gaya kepemimpinan pada umumnya
|
Pendekatan manajemen dalam mengambil dan mengelola
risiko bisnis
|
Struktur organisasi
|
Kerangka dimana tujuan direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan direviu
|
Pembagian tugas dan tanggung jawab
|
Menunjukkan tugas dan tanggung jawab ditetapkan
|
Kebijakan dan prosedur SDM
|
Berkenaan dengan fungsi HRD
|
Sumber: Tuanakotta (2013;131)
- Information System (Sistem Informasi)
Tabel 2.
Terjemahan Beberapa Alinea dari ISA 315
ISA 315
|
Kutipan ISA 315 Alinea
yang bersnagkutan
|
Alinea
18
|
Auditor
wajib memperoleh pemahaman mengenai sistem informasi (termasuk proses bisnis
terkait) yang relevan bagi pelaporan keuangan, termasuk area berikut.
|
Alinea
19
|
Auditor
wajib memperoleh
pemahaman mengenai bagaimana entitas mengomunikasikan peran dan tanggung
jawab pelaporan keuangan dan hal-hal penting lainnya berkenaan dengan
pelaporan keuangan, termasuk:
|
Sumber:
Tuanakotta (2013;137)
Manajemen
dan TCWG memerlukan informasi yang andal untuk:
a. Mengelola
entitas, seperti perencanaan (planning),
penganggaran (budgeting), pemantauan kinerja (monitoring perfomance), pengalokasian sumber daya (allocating resources), penetapan harga (pricing), dan pembuatan laporan
keuangan.
b. Mencapai
tujuan entitas
c. Mengidentifikasi,
menilai, dan menanggapi faktor risiko.
Tabel
3. Upaya Auditor Memahami Sistem Informasi
Identifikasi
|
Tentukan atau pahami
rincian mengenai hal-hal berikut
|
Sumber
informasi yang digunakan
|
|
Bagaimana
informasi direkam dan diolah
|
Apa
saja proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk:
Prosedur
apa saja yang menanggapi atau ancaman yang:
|
Bagaimana
informasi yang dihasilkan, kemudian digunakan
|
|
Sumber: Tuanakotta (2013; 140)
- Control Activities (Kegiatan Pengendalian)
Kegiatan-kegiatan
pengendalian (control activities)
adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan bahwa petunjuk dan arahan
manajemen (managemen’s directives)
dilaksanakan. Contoh, pengendalian yang memastikan bahwa barang dagangan tidak
dikirim ke pembeli yang mempunyai catatan atau reputasi kredit yang buruk, atau
pembelian hanya boleh dilakukan jika ada otorisasi. Pengendalian ini merupakan
tanggapan atas risiko yang jika tidak ditanggulangi (mitigated), akan mengancam tercapainya tujuan entitas.
Kegiatan
pengendalian dirancang untuk menanggulangi risiko yang bisa terjadi dalam
kegiatan sehari-hari seperti pengolahan transaksi (penjualan, pembelian,
pembayaran, dan transaksi lainnya), dan pengamanan asset (safeguarding of assets)
Klasifikasi
pengendalian:
a. Preventive controls:
mencegah kesalahan dan hal-hal yang tidak lazim.
b. Detective controls:
menemukan kesalahan untuk kemudian dikoreksi, atau tindakan perbaikan dapat
diambil.
c. Compensating controls:
memberikan jaminan ketika ada kendala sumber daya yang membuat pengendalian
langsung tidak dapat dilakukan.
d. Steering control:
mengarahkan tindakan koreksi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengendalian
|
Penjelasan
|
Contoh
|
Pemisahan
tugas (segregation of duties)
|
Pengendalian
ini mengurangi peluang bagi seseorang melakukan kesalahan atau kecurangan dan
menyembunyikan perbuatannya.
|
Karyawan
yang mengolah piutang, tidak menangani transaksi penerimaan.
|
Otorisasi
(authorization controls)
|
Pengendalian
ini menegaskan siapa yang berwenang menyutujui transaksi atau peristiwa (event).
|
Pemberian
wewenang:
a. Mempekerjakan
karyawan baru
b. Membuat
investasi;
c.
Memesan barang dan
jasa;
d. Menyetuuutujui
penjualan kredit kepada pelanggan.
|
Rekonsiliasi
(account reconsiliations)
|
Meliputi
penyusunan dan review atas rekonsiliasi secara tepat waktu, dan tindakan
perbaikannya.
|
Rekonsiliasi
saldo, transaksi penjualan, rekening antar kantor, dan lain-lain,
|
Aplikasi
IT (IT application controls)
|
Pengendalian
ini diprogram dalam aplikasi yang bersangkutan, misalnya aplikasi penjualan
atau pembelian.
|
Memeriksa
akurasi (ada berapa file penjualan,
perkalian dan penjumlahan dalam invoice),
urutan pengeluaran cek, exception report (laporan jika ada
penyimpangan).
|
Review
angka-angka realisasi
|
Pengendalian
berupa review atas realisasi (dibandingkn budget, forecast), membandingkan data produksi dan data keuangan ,
memandingkan entitas dengan data industry. Perbedaan yang ditemukan
selanjutnya diselidiki.
|
Membandingkan
angka budget dengan angka realisasi, dan lain-lain.
|
Pengendalian
fisik (physical controls)
|
Pengendalian
ini berhubungan dengan pengaman fisik atas asset dan pembatasan akses (ke
suatu ruang file, data, program
computer, dan seterusnya).
|
Penggunaan
lemari besi untuk menyimpan uang, membatasi siapa yang boleh mempunyai akses
apa dengan menggunakan sandi (password,
PIN, dan lain-lain), cocokkan uang atau barang dengan catatan kas/persediaan.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Tuanakotta,
Theodorus M. Audit Berbasis ISA,
Salemba Empat., Jakarta, 2013
No comments:
Post a Comment