Wednesday, 27 April 2016

AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN



AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

Tujuan audit atas siklus penjualan dan penagihan:
1.      Akun dan klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan
Secara keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yang berlaku. Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi yaitu:
1.      Penjualan (tunai dan kredit)
2.      Penerimaan kas
3.      Retur dan pengurangan penjualan
4.      Penghapusan piutang tak tertagih
5.      Beban piutang tak tertagih

2.      Fungsi Bisnis
pada siklus dan catatan dan dokumen yang berkaitan Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang-barang tersebut tersedia untuk dijual
Kelas Transaksi
Akun
Fungsi Bisnis
Dokumen dan Catatan
Penjualan
Penjualan
1.
Pemrosesan pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan

Piutang Usaha


Pesanan penjualan


2.
Pemberian kredit
Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan


3.
Pengiriman barang
Dokumen pengiriman


4.
Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Faktur penjualan




File transaksi penjualan




Jurnal penjualan atau listing




File induk piutang usaha




Neraca saldo piutang usaha




Laporan bulanan
Penerimaan kas
Kas di bank
5.
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas
Remittance advice

Piutang Usaha


Prelisting penerimaan kas




File transaksi penerimaan kas




Jumlah penerimaan kas atau listing
Retur dan pengurangan penjualan
Retur dan pengurangan penjualan
6.
Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan penjualan
Memo kredit

Piutang Usaha


Jumlah retur dan pengurangan penjualan
Penghapusan piutang tak tertagih
Piutang Usaha




Penyisihan untuk piutang tak tertagih
7.
Penghapusan piutang usaha tak tertagih
Formulir otorisasi piutang tak tertagih




Jurnal umum
Beban piutang tak tertagih
Beban piutang tak tertagih
8.
Penyediaan piutang tak tertagih
Jurnal Umum

Penyisian




METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, dan melaksanakan pengujian  penjualan walkthrough. Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami  pengendalian internal untuk menilai resiko pengendalian, terdapat empat langkah yang penting dalam penilaian ini.
1.      Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.
2.      Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal utama dan kelemahannya bagi  penjualan.
3.      Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya dengan tujuan.
4.      Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal utama dan kelemahannya, mereka mulai menilai risiko pengendalian, untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan  pengujian yang ekstensif atas pengendalian utama dan mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Luas  pengujian pengendalian dalam audit perusahaan non publik tergantung pada keefektifan  pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko pengendalian.
Untuk setiap pengendalian utama, satu atau lebih pengujian pengendalian harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya, dalam sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat  pengujian pengendalian dari sifat pengendalian tersebut, sebagi contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian  pengendalian adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangai dengan  benar.
Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering kali menggunakan  beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya, sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan hasil pengujian pengendalian. Mencatat penjualan yang terjadi, untuk tujuan ini auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
1.      Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
2.      Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
3.      Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Mengirimkan jumlah barang yang dipesan.
2.      Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
3.      Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Dalam mengkonversi program audit format perancangan (design format audit program) menjadi  program audit format kinerja (performance format audit program), prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal berikut :
·         Mengeliminasi prosedur duplikat
·         Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang akan dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu.
·         Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling efektif, sebagai contoh, dengan memfooting jurnal dan meriview jurnal untuk pos-pos tidak biasa terlebih dahulu, auditor akan memperoleh perspektif yang lebih baik dalam melakukan pengujian yang terinci.

RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memproses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah materialitas.Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya.Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian dan  pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan audit yang  berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
·         Menetukan pengendalian internal utama untuk setiap tujuan audit.
·         Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
·         Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan. Jenis penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas(proof of cash receipts). Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat jurnal penagihan  piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini bisa dicegah dengan cara pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.

PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH
Verifikasi untuk hal ini hanya memerlukan waktu singkat. Yaitu auditor memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat, kemudian untuk sampel yang dihapus, biasanya auditor juga memeriksa korespondensi dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Pada beberapa kasus juga  perlu memeriksa laporan kredit. Jika ayat jurnal umum sudah benar, akan ditelusuri ke file induk  piutang untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan benar. Pengendalian yang lain adalah:
1.      Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak lanjut oleh  personil manajemen yang tepat
2.      Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk ditagih.
Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adakah terhadap konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel dan penetapan waktu pengujian juga terpengaruh atas pengujian ini.
Contoh Prosedur Audit Siklus Penjualan dan Penagihan pada KAP Margareth dan Rekan

No comments:

Post a Comment