Tuesday, 26 April 2016

ISA 330



ISA 330
Membahas mengenai tanggung jawab auditor untuk merancang dan menerapkan respon terhadap risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai oleh auditor dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material melalui pendesainan dan penerapan respon yang tepat terhadap risiko tersebut
“ISA ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”
a.       Mendefinisikan proses konfirmasi.
b.      Menjelaskan hubungan prosedur konfirmasi dengan penaksiran risiko audit oleh auditor.
c.       Menggambarkan faktor-faktor tertentu yang berdampak terhadap keandalan konfirmasi.
d.      Menyediakan panduan dalam pelaksanaan prosedur alternatif jika jawaban atas permintaan konfirmasi tidak diterima.
e.      Menyediakan panduan dalam mengevaluasi hasil prosedur konfirmasi.
“Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan”. Proses konfirmasi mencakup:
a.       Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi.
b.      Pendesainan permintaan konfirmasi.
c.       Pengkomunikasian permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan.
d.      Pemerolehan jawaban dari pihak ketiga.
e.      Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut.
Semakin besar gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian yang ditetapkan, semakin besar keyakinan yang diperlukan auditor dari pengujian substantif yang bersangkutan dengan asersi laporan keuangan. Sebagai konsekuensinya, dengan kenaikan gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian, auditor mendesain pengujian substantif untuk memperoleh lebih banyak bukti atau bukti yang berbeda mengenai asersi laporan keuangan. Dalam keadaan ini, auditor kemungkinan menggunakan prosedur konfirmasi, bukan pengujian terhadap dokumen dari dalam entitas tersebut, atau menggunakan prosedur konfirmasi bersamaan dengan pengujian terhadap dokumen atau pihak dari dalam, entitas itu sendiri
Pengujian Subtantif merupakan suatu prosedur yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian dalam tingkat asersi. Yang terdiri dari : Pengujian rinci, prosedur analitis subtantif, pengujian pengendalian.

No comments:

Post a Comment