ESTIMASI RETURN DAN
RISIKO PORTOFOLIO
Mengestimasi
return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang diharapkan dan
risiko suatu kumpulan aset yang dikombinasikan dalam suatu portofolio. Rumus
untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut
:
E (Ri)
Return
yang diharapkan dari portofolio
Wi =
Bobot portofolio sekuritas ke-i
= Jumlah total bobot
portofolio = 1,0
E
(Ri) =
Return yang diharapkan dari sekuritas ke-i
n = Jumlah sekuritas-sekuritas yang ada
dalam portofolio
Contoh : sebuah portofolio yang terdiri
dari 3 jenis saham A, B dan C menawarkan return yang diharapkan masing-masing
sebesar 15%, 20% dan 25%. Misalnya, presentase dana yang diinvestasikan pada
saham A sebesar 40%, saham B 30% dan saham C 30%, maka return yang diharapkan
dari portofolio tersebut adalah:
0,4
(0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3 (0,25)
=
0,195 atau 19,5%
A. MENGHADAPI KETIDAK PASTIAN
Mengelola ketidakpastian memang sangat
dekat dengan risiko yang juga sering dipersepsikan secara sempit sebagai akibat
negatif dari suatu pilihan atau keputusan. Bagi para pebisnis yang
menyukai tantangan, maka risiko yang dikalkulasi (calculated risk)
adalah bagian dari suatu bisnis yang juga perlu mendapat porsi pengelolaan
tersendiri. Tujuannya jelas, yaitu mendapatkan kekuatan (power) yang
besar untuk mengendalikan sumberdaya produktif. Logikanya, dalam kondisi
keterbatasan sumberdaya, maka seseorang akan cenderung mengambil keputusan
berdasar pada tingkat kejelasan sumberdaya dan kestabilan dalam
perolehannya. Ini berarti, para pebisnis yang memiliki kecenderungan
perilaku sebagai risk taker akan selalu mencoba menemukan sumberdaya
alternatif bagi bisnisnya. Sebaliknya, bagi pebisnis yang masuk dalam
kategori risk avoider atau risk averter, maka sangat sulit
baginya untuk menerima kenyataan bahwa risiko yang dikalkulasi sebenarnya
adalah bagian dari proses bisnis yang harus dikendalikannya. Pertanyaannya
sekarang adalah, apakah ada kompromi diantara keduanya. Jika kompromi harus
dilakukan, bagaimana memasukkan aspek-aspek organisasional ke dalam pengelolaan
suatu risiko ketidakpastian dalam bisnis.
B. RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO
a. Estimasi
Return Sekuritas
Untuk menghitung return
yang diharapkan dari suatu aset tunggal kita perlu mengetahui distribusi
probabilitas return aset bersangkutan, yang terdiri dari:
·
Tingkat return yang
mungkin terjadi.
·
Probabilitas terjadinya
tingkat return tersebut .
MENGHITUNG RISIKO ASET
TUNGGAL
Risiko aset tunggal bisa
dilihat dari besarnya penyebaran distribusi probabilitas return. Ada dua ukuran
risiko aset tunggal, yaitu:
· Varians.
· Deviasi
standar.
Di
samping ukuran penyebaran tersebut, kita juga perlu menghitung risiko relatif
aset tunggal, yang bisa diukur dengan ‘koefisien variasi’. Risiko relatif ini
menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Rumus untuk menghitung varians, standar
deviasi, dan koefisien variasi adalah:
Varians return =
s2
=S[Ri–E(R)]2pri
Standar
deviasi = s
=
(s2)1/2
dimana:
s2 = varians return
s = standar deviasi
E(Ri) = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-I
(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
b. Estimasi
Return Portofolio
Return yang
diharapkan dari suatu portofolio bisa diestimasi dengan menghitung rata-rata
tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing aset individual yang
ada dalam portofolio.
c. Estimasi
Risiko Portofolio
Diukur dgn deviasi
standar portfolio tetapi tidak dihitung atau dicari dengan menggunakan rata2
tertimbang deviasi standar masing2 sekuritas dalam portfolio. Apabila
menggunakan itu, berarti mengabaikan korelasi antara sekuritas2 yang ada di
dalam portfolio. Korelasi antara sekuritas2 tsb mempengaruhi besarnya deviasi
standar portfolio
Dalam
suatu kondisi-kondisi tertentu, mengkombinasikan sekuritas dalam portfolio
mengurangi risiko tapi tidak menghilangkan risiko. Untuk mengurangi risiko
portofolio melalui penambahan jumlah saham, berikut gambar grafiknya :
C. MENGANALISIS RISIKO PORTOFOLIO
Risiko
portofolio pertama kali diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz (1950). Menurut
Markowitz secara umum risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan
beberapa sekuritas tunggal ke dalam portofolio. Syaratnya : return
masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.
Dalam menghitung risiko portofolio ada 3 hal yang
perlu ditentukan, yaitu :
1. Varians setiap sekuritas
2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas
lainnya
3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas
Untuk menghitung risiko portofolio
yang terdiri dari 2 sekuritas, kita bisa menghitung standar deviasi return
kedua sekuritas tersebut yaitu:
σp
= [WA2 σA2 + WB2
σB2 + 2(WA ) (WB ) (ρAB)
σA σB]1/2
σp : standar deviasi portofolio
WA : bobot portofolio pada asset A
WB: bobot portofolio pada asset B
ρAB : koefisien korelasi asset A dan B
Kovarian dengan cara probabilitas
Kovarian yang dihitung
dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)
n
= S [ RAi – E(RA)] [RBi – E(RB)]
(pi)
I = 1
Keterangan:
Cov(RA,RB) : Kovarian return antara saham A dan
saham B
RAi :
Return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi :
Return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA) : Return ekspektasian saham A
E(RB) : Return ekspektasian saham A
Pi : Probabilitas terjadinya masa depan
untuk kondisi ke-i
n : Jumlah dari kondisi masa depan
dari I = 1
Kovarian
menggunakan data historis
Kovarian yang dihitung
dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)
n
=
S [ RAi – E(RA)]
[RBi – E(RB)]
I = 1 n
Keterangan:
Cov(RA,RB) :
Kovarian return antara saham A dan saham B
RAi :
Return masa depan saham A kondisi ke-i
RBi :
Return masa depan saham B kondisi ke-i
E(RA) :
Return ekspektasian saham A
E(RB) :
Return ekspektasian saham A
n : Jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar
(minimal 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1)
Koefisien Korelasi
Konsep dari kovarian dapat
dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya
hubungan pergerakan antara dua variabel relative terhadap masing-masing
deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B
dapat dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabel:
D. KOMPONEN-KOMPONEN RISIKO PORTOFOLIO
1.
Diversifikasi random (acak). Dalam model ini
investor secara acak menginvestasikan dana pada berbagai jenis asset (saham)
berbeda dengan harapan varians return (ukuran risiko) akan semakin berkurang
2.
Diversifikasi Markowitz. Model ini dikemukakan oleh
Harry Markowitz pada tahun 1950-an. Inti dari diversifikasi ini berasal dari
nasehatnya yang mengatakan don’t put all
your eggs in one basket yang bermakna jangan menaruh semua telur ke dalam
satu keranjang, karena jika keranjang itu jatuh maka kita akan kehilangan semua
telur. Demikian pula halnya dengan investasi. Investor sebaiknya jangan
menginvestasikan semua dana pada satu asset saja sehingga apabila gagal akan
kehilangan semua dan investasinya.
E. MENGHITUNG RISIKO PORTOFOLIO
Dalam
menghitung risiko portofolio ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu :
a) Varians
setiap sekuritas
b) Kovarians
antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya
c) Bobot
portofolio untuk masing-masing sekuritas
Berikut
cara untuk menghitung portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, adalah
sebagai berikut :
σp = [WA2+σA2+WB2+σB2+2(WA)(WB)(ρAB)σAσB]1/2
σp = deviasi standar portofolio
WA = bobot portofolio pada aset
WB
= bobot portofolio pada aset B
ρAB
= koefisien korelasi asset A dan B
Contoh:
perhitungan risiko portofolio dua asset yang terdiri dari saham A dan B
masing-masing menawarkan return sebesar 10% dan 25%; serta deviasi standar
masing-masing sebesar 30% dan 60%. Alokasi dana investor pada kedua aset
tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap asset; serta kedua asset
berkorelasi 0.Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:
σp =[(0,5)2(0,3)2 +
(0,5)2(0,6)2 + 2(0,5)(0,5)( ρAB)(0,3)(0,6)]1/2
=[0,0225
+ 0,09 + (0,09)(ρAB)]1/2
=[0,1125
+ 0,09 (ρAB)] ½ = 0,335 atau 33,5%
No comments:
Post a Comment