Thursday, 26 May 2016

Dongeng Putri Duyung

Nun jauh di dasar lautan, hiduplah raja Laut beserta enam putrinya yang cantik-cantik. Istri raja laut telah lama meninggal. Kini, keenam putri raja laut dirawat oleh nenek mereka.
Sebagaimana anak-anak laut lainnya, hanya bagian atas tubuh mereka yang mirip tubuh manusia. Sedangkan, separuh bagian bawah tubuh mereka seperti ikan.
Di antara keenam putri raja laut, putri yang paling bungsu adalah yang paling cantik.Tidak seperti kakak-kakaknya, putri bungsu sangat tertarik mendengarkan cerita tentang dunia manusia. la sangat ingin memiliki kaki yang bisa berjalan di darat seperti manusia.
°Saat usia kalian lima belas tahun, kalian boleh pergi ke permukaan air dan melihat manusia,” kata nenek mereka.
Tahun demi tahun berlalu, tibalah saat putri sulung pergi ke permukaan laut. Dia senang sekali. Putri sulung pun menceritakan pengalamannya pada adik-adiknya. “Aku suka dengan kota yang besar. Manusia menari dan bernyanyi dengan riang gembira di kota itu.”
Putri bungsu terkagum-kagum mendengair cerita kakaknya. la sudah tidak sabar menunggu gilirannya tiba.
Satu per satu putri raja laut mendapat bagiannya pergi ke permukaan air. Semua cerita mereka membuat putri bungsu semakin terpikat pada dunia manusia.
Akhirnya, tibalah kesempatan putri bungsu. la muncul di permukaan air pada malam hari. la meiihat sebuah kapal laut yang indah. la mengintip ke dalam kapal. la melihat banyak manusia menari, berdansa, dan tertawa.
Namun, dari sekian banyak manusia di kapal itu, pandangan mata putri bungsu tertuju pada seorang pangeran muda yang tampan. Lama sekali putri bungsu memandang pangeran itu. la merasakan getaran aneh dalam hatinya. Sejak saat itu, ia tidak pernah bisa melupakan wajah pangeran muda itu.
Setelah melewati usia lima belas tahun, putri-putri raja laut bebas pergi ke permukaan laut. Lima kakak putri bungsu sering pergi bersama-sama. Namun, putri bungsu Iebih suka pergi sendiri.
la lebih suka pergi ke pantai yang terdapat sebuah kastil putih. Kastil putih yang megah itu adalah kediaman pangeran pujaan hatinya. Putri bungsu sering bersusah payah pergi ke daratan hanya untuk mengintip sang pangeran.
Putri bungsu akhirnya tahu bahwa pangeran itu bernama Henry saat mendengar orang-orang memanggiinya. Suatu ketika, Pangeran Henry beserta beberapa pembantunya pergi melaut. Putri bungsu mengikuti perahu Pangeran Henry dari jauh.
Tidak disangka, langit tiba-tiba berubah gelap. Badai pun datang. Hujan lebat, kilat, dan guntur mendera laut.
Perahu yang ditumpangi Pangeran Henry terombang-ambing diterpa gelombang. Putri bungsu mengkhawatirkan keselamatan Pangeran Henry. Benar saja, tidak lama berselang, perahu Pangeran Henry terbalik dan segera digulung gelombang besa r.
Putri bungsu cepat-cepat berenang mencari Pangeran Henry. la menemukan sang pangeran sudah pingsan.
Putri bungsu berenang susah payah menembus gelombang laut agar dapat membawa Pangeran Henry ke pantai tempat kastil Pangeran Henry berada.
Putri Bungsu menekan-nekan perut Pangeran Henry agar air laut yang telanjur tertelan olehnya dapat keluar. Akhirnya, Pangeran Henry terbatuk-batuk. Sejenak kemudian, ia siuman. Samar-samar, Pangeran Henry dapat melihat sosok gadis yang menolongnya. Tapi, ia kembali pingsan.
Putri laut meninggalkan Pangeran Henry di pantai dan kembali ke laut. la tahu Pangeran Henry akan diselamatkan oleh manusia lainnya.
Sejak menolong Pangeran Henry, tekad putri bungsu untuk menjadi manusia semakin kuat. Ia pergi menemui neneknya.
Kata neneknya, hanya nenek penyihir yang bisa mengubahnya jadi manusia. Putri bungsu pun segera menemui nenek penyihir.
“Baiklah, aku akan membuatkanmu minuman. Kau harus membawanya ke daratan. Setelah kau meminumnya, kau akan menjadi manusia dan mempunyai kaki. Tapi, kau akan merasakan sakit yang teramat sangat di kakimu. Kau juga tetap akan jadi gadis yang cantik, tapi tidak bisa berbicara. Kau harus membuat pangeran itu mencintaimu walau kau tidak bisa bicara. Apakah engkau sanggup?” kata nenek penyihir.
“Ya, akan aku jalani,” kata putri bungsu.
Putri bungsu segera membawa minuman dalam botol yang diberikan nenek penyihir. Sebelum pergi ke daratan, ia mendatangi rumahnya terlebih dulu. la memandang ayahnya, neneknya, dan kakak-kakaknya dari jauh.
la tidak sanggup mengucapkan kata perpisahan pada mereka. Sambil meneteskan air mata, putri bungsu pergi ke permukaan menuju pantai dekat rumah Pangeran Henry.
Dengan tekad yang bulat, putri bungsu meminum air dari nenek penyihir. Perlahan-lahan, ekor ikannya berubah menjadi kaki. Rasanya sakit sekali. Tapi, akhirnya putri bungsu bertemu Pangeran Henry. Mereka pun menikah dan hidup bahagia.



No comments:

Post a Comment