Sunday, 17 July 2016

legenda karang nini dan bale kambang

Konon pada sebuah kampung yang bernama Emplak atau Karangtunjang, tinggalah sepasang kakek dan nenek samti (aki dan nini) bernama Ambu Kolor dan Arga Piara yang hidup dalam ikatan cinta kasih abadi. Aki yang memiliki kegemaran memancing di laut, suatu hari tak kunjung pulang dan si Nini menunggu di rumah dengan harap-harap cemas.
Haripun beranjak petang namun si Aki tidak juga muncul  kembali ke rumah. Si Nini yang tidak sabar menunggu, akhirnya berangkat mencari  Aki ke tapi pantai, namun betapa malangnya, karena sampai siang berganti malam yang dicari tak kunjung datang.
Sepanjang tepian pantai Nini memanggil-manggil Aki, tapi suaranya hilang ditelan gemuruh ombak. Para tetangga yang ikut mencari akhirnya semua kembali ke rumah masing-masing dan tinggalan Nini sendirian merenungi nasib diri.
Dengan kesaktiannya si Nini memohon kepada sang Ratu Laut Selatan Nyi Roro Kidul, agar dapat dipertemukan kembali dengan sang kekasih.
Permohonan tersebut ternyata dikabulkan. Tidak lama kemudian munculah dihadapan di Nini sebuah karang dalam keadaan mengambang, sebagai perwujudan jasad si Aki (sekarang batu karang tersebut dinamakan Bale Kambang dan siapa pun orang yang berdiri di atasnya akan terasa bergoyang).
Sebagai bukti dari cinta kasih dan kesetiannya, si Nini tak mau beranjak pergi dan ia kemudian bersemedi memohon kembali agar dirinya dapat selalu berdekatan dengan si Aki. Permohonan itu dikabulkan, karena tidak beberapa lama si Nini pun akhirnya menjemla menjadi batu karang yang persis menghadap ke arah Bale Kambang dan kemudian orang menamakannya Karang Nini.
Sampai berabad-abad kemudian, dua buah batu karang yang berhadap-hadapan itu tetap kokoh di tempatnya menjadi simbol cinta dan kesetiaan. Hanya saja pada tahun 1918 bagian karang yang menyerupai kepada si Nini putus disambar petir menyisakan bagian yang sekarang kita nikmati.

No comments:

Post a Comment