Friday, 3 June 2016

Asal Mula Telaga Pasir

Pada zaman dahulu, hiduplah pasangan Suami Istri yang bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Mereka hidup di dalam hutan gunung Lawu. Mereka tinggal disebuh gubuk di hutan lereng gunung Lawu. Gubuk tersebut terbuat dari kayu dan beratapkan dedaunan. Gubuk tersebut sangat sederhana. Namun, gubuk terebut sangat aman, dari gangguan binatang liar dan panasnya terik matahari, dinding gubuk itu terbuat dari kulit kayu yang di ikatkan pada sebuah tiang kayu dengan menggunakan rotan. diantara dinding-dinding kayu itu diberi sedikit celah sebagai ventilasi sehingga udara segar dapat keluar masuk kedalam gubuk yg mereka tempati itu.
Kyai Pasir adalah seorang petani ladang. Dari hasil ladang itulah ia dan istrinya dapat bertahan hidup, walaupun hanya pas-pasan. Ladang milik Kyai Pasir terletak di tepi hutan, tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke ke ladang seperti biasa. Namun, ia sangat terkejut ketika akan menebang pohon. Karena melihat Telur yang besar tergeletak di bawah pohon. Ia pun mendekati telur tersebut. Ia bingung, telur apa yang ia temukan. Karena ia melihat di sekitar hutan tidak terdapat hewan unggas. Kyai Pasir tidak mau pusing memikirkan itu telur binatang apa. Baginya, telur itu adalah lauk yang enak jika dimasak. Oleh karena itu, ia hendak membawa pulang telur itu untuk lauk makan siang bersama istrinya di rumah. Ketika hari menjelang siang, ia pun mengambil telur tersebut dan di bawa pulang untuk diberikan kepada istrinya.
Setelah sampai di rumah ia pun segera menyuruh istrinya untuk di rebus. Sebelum telur itu di masak, Kyai Pasir pun menceritakan bagaimana ia menemukan telur itu. Setelah itu, ia kembali meminta istrinya agar segera memasak telur karena sudah kelaparan. Ia juga sudah tidak sabar ingin segera menyantap telur tersebut.
Nyai Pasir pun cepat-cepat membawa telur itu ke dapur untuk dimasak. Sambil menunggu telur matang, Kyai Pasir merebahkan tubuh sejenak karena kecapaian. Tak berapa lama kemudian, istrinya pun selesai memasak.
Setelah selesai memasak. Telur tersebut di bagi menjadi dua. Setengah dari telur itu di makan oleh Kyai Pasir. Ia pun memakan telur tersebut dengan sangat lahap. Setelah selesai makan, Kyai Pasir segera kembali ke hutan untuk meneruskan pekerjaannya.
Di tengah perjalanan kembali ke ladang. Kyai Pasir masih merasakan lezatnya telur yang ia makan bersama istrinya. Namun, ketika ia tiba di ladangnya. Tubuhya terasa sangat aneh. Tiba-tiba, seluruh tubuhnya menjadi panas, kaku dan terasa sangat sakit. Matanya pun berkunang-kunang serta keringat dingin di seluruh tubuhnya.
Karena sangat sakit, Kyai Pasir terjatuh ke tanah dan berguling-guling ke sana ke mari. Tiba-tiba, dari tubuh Kyai Pasir mulai tumbuh sisik, sementara mulutnnya mulai maju moncong ke depan. Kyai Pasir menjelma menjadi seekor naga jantan itu terus berguling-guling tanpa henti.
Sementara, Nyai Pasir yang berada di dalam rumah juga mengalami hal yang sama seperti suaminya. Ternyata, telur yang mereka makan adalah telur Naga. Nyai Pasir pun mulai merasakan sakit seluruh tubuhnya. Ia pun segera berlari ke ladang untuk meminta pertolongan kepada suaminya. Namun, setelah sampai di ladang ia sangat terkejut melihat suaminya sudah berubah menjadi Naga yang sangat menakutkan.
Karena ketakutan melihat suaminya yang sudah berubah, ia berniat untuk melarikan diri. Namun, karena tidak sanggup untuk menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Nyai Pasir pun terjatuh ke tanah dan berguling-guling. Dengan sekejap, seluruh tubuhnya mulai di umbuhi sisik yang sangat kasar dan berubah menjadi Naga.
Kedua Naga tersebut terus berguling-guling. Tanpa mereka sadari, mereka membentuk sebuah cekungan. Namun, lama-kelamaan cekungan tersebut semakin luas dan dalam. Tiba-tiba, muncullah semburan air yang amat deras keluar dari cekungan tanah itu. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar.
Cekungan yang berii air itu akhirnya berubah menjadi sebuah telaga yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Telaga Pasir. karena Kyai Pasir dan Nyai Pasir lah yang membuat danau ini.

No comments:

Post a Comment